MUSEUM WAYANG SENDANG MAS BAYUMAS

Salah satu bangunan kebudayaan yang harus dilestarikan ini dibangun di dekat kompleks yang dulunya kantor kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tidak sulit untuk menemukan tempat ini, karena banyak masyarakat yang bisa ditemui dan mengarahkan jalan menuju ke sana. Suatu hal yang sangat menyenangkan bisa berkunjung ke tempat ini, sepasang patung singa yang dapat dinaiki menyambut kedatangan para pengunjung, tak ketinggalan patung wayang yang siap diajak berfoto oleh pengunjung pun tersedia di sana.

Museum Wayang Sendhang Mas Banyumas mempunyai koleksi wayang yang sangat bervariasi. Teman-teman yang ingin mengenal wayang. Teman-teman yang ingin berkunjung ke sini dapat datang pada hari Senin-Kamis dari pukul 08.00-15.00 WIB. Sedangkan untuk hari Jumat, museum ini hanya buka dari pukul 08.00-11.30 WIB, lalu pada hari sabtu Anda dapat berkunjung di antara pukul 08.00-12.30 WIB. Jika ingin berkunjung di luar jam kerja bisa berkordinasi dengan Bapak Sukrisman.

Namanya saja Museum Wayang, sudah jelas akan ada banyak wayang yang dipajang di sana. Meski ini Museum Wayang di Banyumas, namun bukan hanya Wayang Banyumasan saja yang ada di sana. Di Museum ini juga terdapat kesenian wayang dari berbagai daerah yang sama menariknya.

Wayang-wayang di sana terasa hidup, karena dipajang dalam posisi suatu adegan dalam cerita, ada yang mengisahkan cerita Mahabarata, Ramayana, Sungokong, juga cerita penyebaran Islam di daerah Jawa. Tidak hanya wayang kulit dan wayang golek, di sana pun tersedia wayang kearifan lokal yang terbuat dari ilalang atau daun pandan yang biasa disebut wayang suket. Wayang itu bisa dibuat oleh siapa saja yang ingin memiliki koleksi wayang di rumah dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam.

Selain deretan wayang dan lukisan-lukisan, di sana pun memamerkan koleksi uang logam dan uang kertas Indonesia zaman dulu yang tentunya menarik dan dapat membuat pengunjung bernostalgia mengenai masa kecilnya. Selain itu, ada deretan batu dan alat-alat tradisional yang bisa dilihat pengunjung. Juga ada satu set alat gamelan yang sempat penulis coba mainkan bersama rekan-rekan dari MESIU (Media Ekspresi Sastra Indonesia Unsoed).

Berada di sana begitu menyenangkan dan membuat kami jatuh cinta pada kebudayaan Indonesia. Bapak yang menyambut kedatangan pengunjung begitu ramah dan menyenangkan, serta pandai dalam menjelaskan apa-apa mengenai isi museum.

Masyarakat luas tentunya harus ikut melestarikan museum warisan kebudayaan ini dengan cara memperkenalkan kepada khalayak dan mengunjunginya, di sana, pengunjung akan banyak mendapati pelajaran serta wawasan  dan  akan menemukan alasan mengapa Anda harus jatuh cinta pada kebudayaan ini, dan mengapa kebudayaan ini harus tetap ada hingga generasi-generasi selanjutnya.

“Seni adalah kebutuhan hidup sehari-hari, selepas makan dan minum.” (AN)